Friday, February 7, 2014

Water Close-Up

Jaman semakin canggih, 
semakin canggih pula siasat demi memetik keuntungan dari keadaan. 
Siasat muslihat setan ikut canggih, sementara malaikat tetap begitu-begitu saja. 

Mungkin karena itu dekadensi moral, 
tanpa pernah ada peningkatannya secara global. 

Jelas kenapa ada ditetapkan Nabi Terakhir,
agar tak ada lagi istilah 'Babby Sitter',
sosok pengayom,
sosok penuntun,
dan pengajar,
nilai umat manusia,
dalam beradab dan bersama.



Agar Kebijaksanaan dapat hadir, 
dari berbagai perbedaan, 
dari menyeluruhnya berbagai benturan,
bermacam gaya, 
beraneka petuah, 
membulat dari waktu ke waktu.

Sebelum ozon semakin rusak,
dan bumi murka..

Ah, cuma duka bersama nanti yang mampu mempersatukan kita,
bukan lagi utama soal siapa benar, siapa salah, ..

Dalam harmonisnya metabolisme pencernaan pemahaman,
tentu ada kotoran, 
akibat dari sebab yang panjang,
jauh, 
dari apapun yang pernah kita telan,
seperti dari apapun yang pernah kita lakukan. 
Kekotoran atau sesuatu yang mulia,
cuma bisa dirasakan bila menyeluruh.
Dan tentu saja seimbang.

Kita sendiri yang membangun 'ruang belakang',
tempat kita sering mencaci, 
mencemooh,
adu gengsi,
adu jago,
atau menyuling berbagai abad,
membahas aneka kekotoran,
namun jalan di tempat,
seolah ia dan kita tidak berkait, 
dan berdo'a, ..

Bahwa Kebijaksanaan lahir dari derita bersama,
jadi harmonis metabolisme pencernaan pemahaman semua,
dapat nyata mengajak kita beranjak ke 'ruang depan' ..
dimana abad 'hero' tak bisa lagi diwakilkan,
dimana salah bukan lagi karena pihak ketiga.

DIA ada dalam edar darah kita bersama, 
jadi kesadaran kolektif.
Bersebab sekaligus berakibat,
tanpa sempat terhindari, 
disini atau disana nanti,
pun bukan soal cerdas atau tidak,
ditempat hadir harmonisnya Metabolisme Pencernaan Pemahaman,
sebagai kelengkapan manusia.
Membulat :

Sebagai makhluk yang dulu kabarnya sempurna,
'Malaikat dan Setan', sekaligus di satu tempat.

Tidak ada yang sia-sia.

@ 2014 Jan 30
Satyawira Wicaksana.

No comments:

Post a Comment