Wednesday, July 17, 2013

Cuma Penggembira Lu!


Sebagai presiden kedua di anak tangga ke satu, sejak iklim politik era alm.Jenderal Soeharto,  
yang memang lebih dekat dengan tanah, 
sembako murah, 
banyak arena permainan yang menghasilkan, 
yang memang terestafet dalam enam repelita. 

Berlanjut ke presiden ke tiga di anak tangga kedua, 
ketiga, 
ke empat, 
ke lima.. 
dan rupa-rupa warnanya, 
tapi berbenang-merah sama hingga 2013 sekarang, 

memang seperti apa potret suasana seluruh rakyat tergantung dari kualitas corak iklim kekuasaannya seperti apa..? atau sebaliknya?

terlanjur nyata mendidik kualitas mayoritas rakyat yang mau tak mau cuma jadi Penggembira justru dinegeri kaya sumber daya alamnya..

Bukan berarti saya juga tidak begitu.

Bukan berarti saya bukan Penggembira.

Wednesday, June 26, 2013

Masyarakat Beragama.



Berpuluh-tahun sudah kekusutan di negeri ini karena sejak presiden kedua sampai detik ini berbenang-merah sama iklim politiknya , ya Allah, begitu menghimpit dan bertubinya dari semua lapisan sampai menghilangkan ketinggian mereka sebagai manusia. Dangkal dan cuma sebatas penggembira. Menelan apa saja yang bisa ditelan dan itu jadi ukuran harga diri srigala.

Sunday, May 26, 2013

Limited Edition




Setiap manusia wajib menebarkan cahaya energi positif dalam kehidupannya.

Seiring dengan energi positifnya itu, 

manusia juga harus pasrah bersinergi pada sisi negatif 

yang juga ada dalam dirinya, 

sebagai kelengkapannya, sebagai manusia.

Bagaimana hasil bentukan sinergi tersebut di dalam kesehariannya? 

Tuesday, April 9, 2013

Kepada Komunitas Semut, YTH.


  : Duhai Komunitas Semut yang rata-rata bijaksana, ikut berbudaya bersama di negeri yang SUDAH BERUMUR LANJUT ini, yang justru (sebagai rakyat) sudah belajar banyak dari segenap penderitaan, sadar atau tidak, sudah terestafet sejak Presiden ke dua lengser, sampai "idol" pemimpin era sekarang ini. 

Pada Era Jenderal Soeharto, seluruh 27 propinsi diwajibkan setor APBD ke pusat, tetapi gaji PNS sebagai Tulang Punggung Negara sangat rendah. Memang harga sembako juga murah saat itu, tetapi tetap saja tidak sebanding dgn rendahnya pendapatan PNS. 


Saya ingat betul pak Guru saya sepulang mengajar membawa sepeda motor nya pergi ke prapatan jalan : ngobyek. 

Kata "ngobyek" lambat laun menjadi "ngojek" 


Hal tersebut adalah upaya tingkat rendah memang, karena ada banyak tumbuh upaya-upaya pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi lagi sifatnya : Ada yang main "gunung emas freeport" ( baca Kasus Freeport ), ada yang main hutan, main pertanahan dan main pajak dll. (Dimasa sekarang kata "main" pada untaian tadi jadi lebih tegas dan lebih modern lagi : "mafia yang rapi terinstitusi" )


 Sungguh astagah memanghh ..