Siapa bilang menerima kejujuran itu mudah? Oleh karena nilai-nilai Baik SELALU dapat jadi topengnya. "Tetaplah berpikir positif"? Itulah salah satu pertanyaan kenapa terus jadi penting sisi religiusitas di partai-politikkan, kan?
Dari jaman jenderal soeharto sampai jenderal sby sekarang.. para calon tentara, para calon polisi, para calon camat, para calon petugas dalam sendi-sendi negeri ini, semua saat mereka dalam kaderisasi di suapi aneka macam nilai-nilai idealisme yang nomer wahid sampai mereka cinta habis dan rela mati untuk nilai-nilai yang ditanamkan tersebut. Pada saat itulah status nama mereka secara samar namun jelas: "weapon" bagi kepentingan atasannya.
Hal tersebut sama persis dalam lingkup kubu ormas-Religus dalam tahap kaderisasi. Ya, begitu juga 15, atau 30 tahun tahun yang lalu, jika kita mau menengok kebelakang, saat mereka pertama kali menjabat dan memasuki sistem negara yang terlanjur salah ini. Dan mereka tak bisa berpaling! Karena itulah posisi yang membuat mereka dulu mengeluarkan uang banyak sebagai uang pelicin jabatan. Mau mundur sekarang, rugi, sudah keluar uang banyak, lanjut saja, cari keuntungan sendiri.
Begitu seterusnya dan berulangkali.. mengkader generasi berikut yang muda-muda, yang masih hijau, polos dan penuh semangat heroik.. haa hahaay !
Sampai hari ini kualitas sebagai negeri berazas-dasar Kerakyatan tetapi tanpa swasembada apapun di kebutuhan pokok rakyatnya dan justru investasi swasta (yang tentu semua berirama kapitalis) dibiarkan bertebaran dimana-mana, kita semua tahu seperti apa dalam realitasnya..(menyebabkan aneka macam tragedi kemanusiaan juga dimana-mana..)
Dari jaman jenderal soeharto sampai jenderal sby sekarang.. para calon tentara, para calon polisi, para calon camat, para calon petugas dalam sendi-sendi negeri ini, semua saat mereka dalam kaderisasi di suapi aneka macam nilai-nilai idealisme yang nomer wahid sampai mereka cinta habis dan rela mati untuk nilai-nilai yang ditanamkan tersebut. Pada saat itulah status nama mereka secara samar namun jelas: "weapon" bagi kepentingan atasannya.
Hal tersebut sama persis dalam lingkup kubu ormas-Religus dalam tahap kaderisasi. Ya, begitu juga 15, atau 30 tahun tahun yang lalu, jika kita mau menengok kebelakang, saat mereka pertama kali menjabat dan memasuki sistem negara yang terlanjur salah ini. Dan mereka tak bisa berpaling! Karena itulah posisi yang membuat mereka dulu mengeluarkan uang banyak sebagai uang pelicin jabatan. Mau mundur sekarang, rugi, sudah keluar uang banyak, lanjut saja, cari keuntungan sendiri.
Begitu seterusnya dan berulangkali.. mengkader generasi berikut yang muda-muda, yang masih hijau, polos dan penuh semangat heroik.. haa hahaay !
Sampai hari ini kualitas sebagai negeri berazas-dasar Kerakyatan tetapi tanpa swasembada apapun di kebutuhan pokok rakyatnya dan justru investasi swasta (yang tentu semua berirama kapitalis) dibiarkan bertebaran dimana-mana, kita semua tahu seperti apa dalam realitasnya..(menyebabkan aneka macam tragedi kemanusiaan juga dimana-mana..)
No comments:
Post a Comment