Friday, July 11, 2014

Keroco Mumet.

Demi lahirnya pertumbuhan Nalar pada seluruh Rakyat Indonesia sebagai sebuah Bangsa, kali ini saya coba, share sebuah pemikiran dari seorang kawan di Facebook/Sekar Suket. 
Begini paparan beliau: 



Mau menggerakkan massa secara efektif? Membangkitkan kemarahan atau menimbulkan simpati? Membuat mereka beringas atau meneteskan air mata? GAMPANG! Sebut nama Tuhannya dan kobarkan issue agama! Pasti langsung terbakar. Bukankah sejarah mencatat bahwa darah manusia paling banyak tertumpah karena issu agama? Padahal semua perang adalah masalah politik dan ekonomi, bukan agama.

Perang Salib itu bukan perang agama, tetapi perang perebutan teritorial. Perang Bosnia itu bukan perang agama, tapi perang politik yg kebetulan terjadi antara dua etnik beragama berbeda. Perang Irlandia, bukan perang agama walaupun kebetulan terjadi antara orang katolik dan orang protestan, tapi kembali merupakan persengkataan politik dan ekonomi. Waktu USA turun ke medan perang Teluk, itu bukan perang Kristen vs Islam, tapi perang utk melindungi kepentingan ekonomi. Persengketaan Palestina vs Israel, itu bukan perang Islam vs Judaisme, tapi perang perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina menghadapi penjajahan Israel.


Lantas, kenapa dijadikan perang agama? Karena meng"agama"kan konflik membuat rakyat kecil merasa terlibat secara emosional langsung. Agama adalah issue "NO BRAINER" alias tidak perlu dipikirkan tapi diimani dan diaminkan saja, oleh mereka yang tak mampu dan tak mau berpikir. Issue ekonomi dan politik itu seakan menjadi issue para elit saja. Nah sekarang perhatikan, dalam setiap perang tersebut siapa yang menjadi korban? Ya rakyat kecil keroco mumet itu tadi!!! Para petarung ekonomi politik yg sesungguhnya, yang meraih keuntungan dari persengketaan itu aman-aman saja di balik layar, di balik tameng diplomasi.

Nah! Kalau tidak mau disebut sebagai "keroco mumet yang tak mampu dan tak mau berpikir", ya mbok jangan mudah dibakar issue agama. Termasuk belakangan ini, dalam "pertarungan" satu jari vs dua jari. 


Belajar pintar yuuuk!


Ken Ndaru : Perang salib itu rebutan jalur perdagangan, karena siapa kontrol timteng akan kontrol jalur sutra dan perdagangan di mediterania. Perang bosnia itu rebutan tambang dan pengolahan logam strategis. Konflik Irlandia adalah konflik lama akibat penjajahan Inggris atas Irlandia, dan sejarah diskriminasi Inggris terhadap Irlandia sampai2 Irlandia terkena wabah kelaparan beberapa abad lalu. Perang Teluk dan Perang "Melawan Terorisme" erat kaitannya dengan jalur minyak dan penguasaan geografis berhadapan dengan Rusia dan Cina. Perang Palestina-Israel... itu rebutan kontrol terhadap stabilitas harga minyak dan jalur perdagangan via terusan Suez. Kompleksitas memang terjadi, sentimen2 berkobar, tapi di jantung konflik niscaya terdapat kepentingan ekonomi.

No comments:

Post a Comment