Monday, February 24, 2014

Ibu Pertiwi.




Maaf, ini saya share pemikiran, dari seorang kawan, "pemikiran-pemikiran tentang realitas negeri ini tidak perlu tergantung siapa dahulu nama orang yang melontarkannya. Sebaiknya tidak mengharap kultus, karena di dalam kultus ada monopoli pengaruh yang justru menyuburkan neo kapitalisme" Begitu menurut kawan saya. 

Nah, baiklah kita simak saja pemikiran beliau itu:



Adalah
tidak mungkin
mengembalikan track terapan ideologi Pancasila
dapat secara konsekuen dan murni di negeri ini,
saat semua kebutuhan rakyat di semua sektor nya
sudah melekat kuat terkelola oleh korporasi raksasa swasta dunia dan domestik.

Lagi pula setelah presiden kedua lengser
sampai detik ini, baru muncul keinginan itu dari LEMHANAS?
"Kita harus mengembalikan track Pancasila pada Rel nya"

Ooo ..
Saat tragedi kemanusiaan
akibat dua sistem yang dipaksakan
dalam satu wadah yang bernama Indonesia,
terjadi berpuluh tahun?
Jadi trauma pyscologis
merubah paradigma mentalitas Nasionalisme rakyat,
jadi aneka tragedi kemanusiaan?
Ratusan nyawa sudah berguguran terakibat rendahnya harkat rakyat,
demi berlimpahnya keuntungan kolusi dari Kekuasaan !!
Ya, terlanjur terestafet jadi aneka bentuk tragedi kemanusiaan..

Thursday, February 20, 2014

RECTOVERSO INDONESIA.

(Pada era presiden kedua, 27 propinsi diwajibkan setor dana APBD nya masing-masing ke Pusat. Golkar sangat berlimpah dana pada masanya dulu. Namun mengapa, PNS masing departemen dan juga Guru-Guru yang tergabung di dalam Korpri, sebagai bagian penting dalam Tulang Punggung Negara : bergaji sangat rendah? (Bahkan sering telat) Mengapa? Karena secara politik, itu memang diharapkan, kembali dengan bertopeng cita-cita mulia: agar para PNS dapat lebih kreatif mencari tambahan kebutuhannya. Namun itu justru merusak paradigma mentalitas Nasionalisme serta melahirkan budaya baru yang menjalar ke lingkup masyarakat luas. Munculnya budaya salam tempel, uang pelicin, uang dengar, dlsb itu merusak seluruh etos kerja didalam sistem kinerja tubuh tata kepemerintahan. Dari sisi Guru di saat itu, seperti apa mutu dan kualitas anak didik yang dihasilkannya, di 30 tahun yang akan datang? Terapan standar mutu kurikulum pendidikan yang berubah-ubah ke arah instan dan penuh pendangkalan itu, baru saya paham tujuannya kemudian saat raksasa korporasi investasi swasta dunia di persilakan masuk ke dalam negeri ini. Guna tersedianya tenaga kerja kelas rendah sebagai pelayan si Raksasa. Sisa nya di ekspor! .. Pada titk ini saya mahfum sekaligus sedih, ternyata hak mandapat pendidikan yang 'layak' di negeri ini, rakyat harus pasrah sesuai siraman rohani dari departemen religius lembaga yang melekat dalam negara, harus tunduk kepada kepentingan penguasa negara nya sendiri. Sign puisi nya persis, berbuat demi keuntungan sendiri, pedang di kiri dan tombak di kanan : di kiri berpedang kekuasaan dan dikanan bertombak cita-cita luhur kepada seluruh rakyat. Sampai lahirlah tulisan saya berikut ini.)

Saudaraku sebangsa dan setanah-air, ..


Berjanjilah utk tidak berkeras mencari siapa benar, siapa salah, karena itu akan membuat kita berjalan tetap ditempat secara budaya dalam bernegara. Karena semua kepentingan demi Kemenangan Dapur Sendiri sudah terlanjur saling menunggangi. 
Semua sudah terlanjur. Terlanjur berbagai kepentingan kemenangan instan antar masing pribadi, demi rejeki masing keluarga, terlanjur tumpang tindih kini. Dan sebagai Harkat Negara kesatuan, kita harus bangkit dari titik terkusut ini, tanpa lagi membedakan apa etnisnya, apa sukunya, apa agamanya, apa profesinya. Karena Nalar Kemanusiaan adalah Universal. 

Disini kita harus jujur bahwa ada sisi baiknya : Toh, kita masih dapat mengucap rasa syukur atas 'cipratan berkah' nya juga dari adanya kesempatan mencari nafkah diantara puing-puing reruntuhan standar ideal berdirinya sebuah negara Indonesia. 

Baiklah, begini, ..

Wednesday, February 19, 2014

Thursday, February 13, 2014

RAKYAT INDONESIA bukan rakyat yang bodoh?



Bla .. Bla .. Bla .. begitulah selama ideologi negeri ini tidak sesuai dgn realitas korporasi raksasa investasi swasta yg merebak dimana-mana menguasai tanah negeri .. menguasai semua sektor kebutuhan hidup rakyatnya .. maka pendidikan politik bagi para pejabat negara adalah "yg Berkuasa, yang Enak namun, tetap upayakan agar Nalar Dangkal Rakyat dapat lebih bertahan lama".

Wednesday, February 12, 2014

Galang

ya, bersatulah semua kita, 
sesama saudara sebangsa, 
bersama bersuara bersatu tolak ! 

Ide "Kapitalisme Pancasila" sebagai Transformasi Ideologi Indonesia.

Pertama.

Indonesia terlanjur di duduki oleh kekuasaan yang bukan "muhrimnya" :

Sejak 1967 praktis Indonesia sudah dalam cengkraman Neokolim. Dlm konferensinya di Geneva di putuskan antara lain: Freeport dapat gunung eMas di Irian Barat, Consorsium Eropa dapat nikel di Irian Barat dan Alcoa dapat bauksit di Riau, Bangka Belitung. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, Perancis mendapat hutan tropis di Sumatra, Kalimantan, Irian Barat, dan lain lain.. Negara kapitalis, maaf, terlanjur, menguasai bumi Nusantara..

Penguasa negeri pun mengambil jalan pintas demi dapur dan rejeki anak keturunannya sendiri, berkolusi dengan memasukkan raksasa investasi swasta dunia kedalam negeri ini sejak era Presiden kedua, .. terakumulasi tanpa ada satu presiden pun sesudahnya mampu atau berani merevisinya, .. hingga terlanjur kuat lah si Raksasa di sini. Tentu tak mungkin lagi keterlanjuran itu di hapus atau dibatalkan, meskipun perlahan, karena para Raksasa punya surat kontrak kerjasama ekonomi yang sah di mata rantai kerajaan ekonomi dunia.

(Menyikapi keterlanjuran ini percuma saja jika kita generasi masa 2014, berkutat mencari siapa yang salah, siapa yang benar, sebab situasi tidak akan berubah dengan itu. Sebab terlanjur banyak kepentingan "demi kemenangan dapur sendiri" yang saling berkait, bergenerasi-generasi. Apa mau dikata lagi? Yang salah dan yang benar sekalipun, dalam bencana kemanusiaan yang menyeluruh ini, posisinya sama. Sama-sama tak mampu mengembalikan terapan azas dasar/ideologi negara secara jujur, konsekuen dan murni. Lantas kenapa kita saling 'berbunuhan baik secara image maupun fisik' satu sama lain saudara sebangsa? Korupsi bukan penyebab rakyat negeri ini terlantar, tetapi korupsi menyuburkan laju keuntungan korporasi swasta.)

Nah, kelakuan/budaya rata-rata yang juga sebagai "efek" dan terus terestafet itu, .. termasuk korupsi .. yang mau tak mau dari para orang pinter dan punya 'kuasa' di negeri ini menyadari juga realitas itu, .. untuk ikut menggoyang keadaan, .. demi rejeki dapur dan keturunan sendiri juga, .. walau itu berarti dengan apa yang mereka lakukan, sudah merusak harkat hidup rakyatnya secara langsung dan terestafet.

Friday, February 7, 2014

There Are, We Are



Semoga berguna dan menginspirasi. Ini ada tulisan seorang kawan Wartawan yang juga Aktor Film:



Manusia 
dalam kesadaran harmonis metabolis pencernaan pemahamannya. 
Gak akan bisa melepaskan diri dari "kekotoran". 
Karena itu adalah bagian dari proses metabolisme pencernaan tubuh 
sebagai "cerminan" pemahamannya. 
Metabolisme adalah sinergi. 
Manusia adalah makhluk sempurna, 
bukankah itu berarti kotor/bersih 
atau setan dan malaikat ada sekaligus juga di satu tempat? 
Dalam sinergi selalu ada dialektika.

Ada seorang sahabat komen begini :


Sejak 1967 praktis Indonesia sudah Dalam cengkraman Neokolim, dlm konferensinya di Geneva di putuskan antara lain: Freeport dapat gunung eMas di Irian Barat, Consorsium Eropa dapat nikel di Irian Barat dan Alcoa dapat bauksit di Riau, Bangka Belitung. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, Perancis mendapat hutan tropis di Sumatra, Kalimantan, Irian Barat, dan lain lain.. Negara kapitalis, maaf, terlanjur, menguasai bumi Nusantara.

GATOT KACA


Kawan saya, Satyawira Wicaksana, mengkritik rakyat Indonesia yang sesungguhnya 'Gatot Kaca' : 

Mau tak mau serupa dan persis

Semoga kamu sabar membaca info nya ya, sebab lumayan panjang .. Begini sahabat : Menurut info dari kawan saya, seorang wartawan yang juga aktor hebat..

: Oh retorika semua dasyat beretorika, oh ini saat nya kita merendah membuka nalar sejujur-jujurnya demi tumbuhnya cinta kasih pada sesama : 

Coba kita renungkan bersama,

Mana ada kemungkinan adanya slogan 'Indonesia Baru'?



Maka, para "Spekulan kini giat menggalang rakyat yang terpesona"
demi kemenangan dapur sendiri
agar realitas iklim politik negeri ini
tetap seperti sekarang dan terestafet
ke era berikutnya,
ramai-ramai lah mereka
menunggangi sosok baik sdr. JOKOWI,
yang itu berarti tak ubahnya sekarang, detik ini,
menunggangi sisi romantisme Lambang Garuda Pancasila,
cita-cita luhur pada seluruh rakyat Indonesia..
walau kenyataan semua kebutuhan rakyat,
di semua sektornya, telah tersengaja
terkelola oleh korporasi raksasa investasi swasta dunia.
Mana mungkin itu di hapus atau di batalkan?

Kalau raksasa itu marah dan menagih hutang pada kita, bagaimana?
(..bisa-bisa ..seluruh rakyat bangsa ini semakin jadi budak di negerinya sendiri..)
Mana ada Indonesia Baru?

Apa mau di kata,
jika nalar semua rakyat negeri ini rata-rata
dapat jatuh di lubang yang sama
justru berulang kali ..




( "istilah "wani piro", kalimat pertanyaan itu awalnya terasa sekedar canda, namun lama kelamaan seperti ejekan, bahwa yang menjual Indonesia ini adalah orang Jawa. Itu menurut saya .. )



Gerilya nalar, ada nulis begini banyak-banyak via internet.


Menurut info dari kawan saya, seorang wartawan yg juga aktor hebat ..

: Oh jiwa yang Agung ! 
Kami meratap memohon belas kasih MU di siang dan malam.
Namun jua upaya kami anak beranak cucu mencari nafkah
tak urung harus tergantung
bagaimana kebijakan politik ekonomi
negeri tempat kami tinggal. 

Dulu, sebelum korporasi raksasa Swasta dunia datang ke Negeri ini.. 

"30 tahun yang akan datang, negeri kami yg konon berazas dasar negara Kerakyatan ini, akan kedatangan raksasa2 investasi swasta, maka dari sekarang mulai di laksanakan mutu kurikulum pendidikan yang nanti menghasilkan cara pandang dan mentalitas kualitas rendah banyak-banyak demi tersedianya pekerja pelayan raksasa swasta itu"..

(Oleh sebab itu sekarang ada istilah negara eksportir TKI? )

Water Close-Up

Jaman semakin canggih, 
semakin canggih pula siasat demi memetik keuntungan dari keadaan. 
Siasat muslihat setan ikut canggih, sementara malaikat tetap begitu-begitu saja. 

Mungkin karena itu dekadensi moral, 
tanpa pernah ada peningkatannya secara global. 

Jelas kenapa ada ditetapkan Nabi Terakhir,
agar tak ada lagi istilah 'Babby Sitter',
sosok pengayom,
sosok penuntun,
dan pengajar,
nilai umat manusia,
dalam beradab dan bersama.